Breaking News

Monday, 25 July 2016

Bencana Longsor di Kampung Garung Anyer Serang

Perkampungan di Anyer Terkena Longsor 

Jalur transportasi dari tiga kampung yang berjumlah KK sekitar 1500 terputus, butuh bantuan logistik. Terletak di Kp. Garung Desa Sindang mandi Kec. Anyer. Berikut ini screenshootnya :







Harap kepada pembaca agar dishare, sebab informasi ini belum terekspos secara luas. Agar berita ini tersebar dan mendapat empati dari pemerintah, terutama kepada pemkab Serang.



Read more ...

Sunday, 14 February 2016

Aksi Penolakan Mahasiswa IAIN Banten Terhadap Tanto Wiyahya


Sabtu 13 Februari, 2016













Fauzi's Note : Kunjungan Bakal calon Gubernur Banten Tanto Wiyahya ke kampus IAIN Serang menuai kontroversial. Dalam kunjungannya bersama GAPARA (Gerakan Pemuda Anti Radikalisme) mengadakan acara seminar mengenai "Anti Radikalisme Dalam Islam"

Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tidak adanya transparansi kepada pihak KBM (Keluarga Besar Mahasiswa) terlebih dalam acara tersebut dipandang Mahasiswa cenderung dalam rangka kampanye politik, sehingga puluhan Mahasiswa yang dipimpin oleh Ketua Dema sodara Rikbal untuk melakukan aksi penolakan terhadap kegiatan tersebut. 

Dalam orasinya Mahasiswa mengatakan"kegiatan ini jelas sekali adanya tindakan politisasi terhadap Mahasiswa untuk kepentingan politiknya, maka kami dari pihak KBM dengan tegas menolak kedatangan Tanto Wiyahya ke kampus kami. Acara dialog publikpun terpaksa diberhentikan karena Puluhan Mahasiswa mendesak masuk kedalam Aula lantai 3 dan melakukan aksinya. Ada juga celotehan salah satu Mahasiswa yang mengatakan dengan bahasa sunda "lamun rek kampanye kaditu ka kampung urang, Kampus tempat belajar lain tempat kampanye, ualah keliru geh".

Melihat antusiasme tindakan Mahasiswa dalam aksi penolakan itu Tanto Wiyahya beserta timnya memutuskan untuk berdialog dan menghampiri Mahasiswa yang sedang melakukan aksi, tetapi Mahasiswa tidak memberikan kesempatan berbicara kepada pihak Balon Gubernur tersebut untuk berbicara. Pada akhirnya bentuk penolakan Mahasiswa semakin meningkat aksi masa semakin bertambah, tim Tanto Wi memutuskan untuk walk out dan meninggalkan kampus tersebut. Anda keluar, kami senang tandas salah satu Mahasiswa.
Read more ...

Saturday, 13 February 2016

Tamasya ke Gunung Pulosari Pandeglang



Assalamualaikum wr wb.......



Selamat dini hari pemirsa semua, pada kali ini saya mau bercerita mengenai tamasya ke gunung pulosari pandeglang. Tamasya atau rekreasi adalah aktifitas yang banyak digemari banyak orang umumnya dikalangan anak muda, maka tidak heran banyaknya anak muda yang sering mencari tempat-tempat yang dianggap bisa merifres pikiran setelah sekian lama beraktifitas. Pada kali ini saya hendak menceritakan bagaimana perjalanan saya bersama rekan dan rekanita IPNU dan IPPNU, ada saya Miftah fauzi, Fadli, Sulaiman, Alan (ketua Pc Kota serang) Adha, Nerry,Royati, Toto dan lain sebagainya ketika bertamasya ke gunung Pulosari di mandalawangi dket pasar pari di pandeglang tentunya. Tepatnya pada hari minggu tanggal 7 bulan pebruari 2016 saya bersama kawan-kawan pergi mengunjungi gunung pulosari, sebuah perjalanan yang ksangat mengasyikan terdapat banyak selai tantangan serta perjalanan yang begitu terjal disanan. Terdapat tiga tahap menuju puncak gunung tersebut ada curug putri, kawah ratu (tempat kami bertenda) dan puncak. Perjalanan menuju curug tidak begitu jauh sekitar 40 menitan dijalan sambil istirahat atau mampir ke saung-saung yang ada warung-warung di pinggiran. Ini photo-photo sewaktu pertamakali datang di gunung pulosari :

 

Curug putri merupakan tahap pertama menuju puncak gunung pulosari, ditahap inilah para pendaki beristirahat sejenak sambil mandi-mandi di air terjun. Airnya segar dan tempatn ya sangat strategis untuk rekreasi seperti gambar ini:

 

Kawah ratu adalah tahap kedua sebelum puncak pulosari, dimana ditahap kedua ini terdapat air blerang yang lumayan panas. Dikawah ini para pendaki banyak yang mendirikan tenda penginapan sebelum melanjutkan ke puncak gunung. Inilah photo-photo ketika di kawah ratu pulosari :

 

Gimana seru kan??? Nah yang terakhir ini pemirsa yang amazing very very amazing yaitu puncak pulosari sekitar 1361 MDPL jaraknya yang sekitar 1500 kaki manusia barangkali. Untuk menuju ke puncak ini kita mesti ke kawah tadi dulu, karena perjalanan ke puncak ini boleh dibilang yang paling terjal dan juga banyak liku-likunya dah seperti tarzan ja pemirsa. Nah ini dia Photo-photo waktu dipuncak pulosari :



Nah gimana pemirsa seru gak?? sebuah pemandangan yang begitu indah, jujur waktu disana mata saya melek kembali melihat indahnya sanrise atau matahri terbit dipagi hari dan pikiran saya mulai melang-lang buana serta mulai terbuka cakrawala berfikir untuk bagaimana menata masa depan yang lebih baik.


 

 Terimakasih dan salam Gus_Miftah Fauzi

 Assalamualaikum wr wb........ 

Read more ...

Sunday, 17 January 2016

Mempelajari Hal Hal yang Unik dari Kucing

MARI BELAJAR DARI KEHIDUPAN KUCING
Kucing merupakan hewan yang lucu dan menggemaskan maka tidak heran banyak yang memelihara kucing. Saya suka kucing tapi saya tidak suka tai kucing, dengan demikian kucing adalah makhluk yang harus dipelihara dengan baik karna kucing adalah hewan kesayangan baginda Nabi Muhamad SAW.
yang sangat mengejutkan adalah penuturan Personal Life Coach and Business Coach and Internet Brand Consultant, Monica Magnetti bahwa hidup dengan kucing adalah cara jitu untuk menjadi terbuka, memberi dan menerima tanpa syarat. Menurutnya terkadang hidup tidak selalu nyaman, ada saat seseorang harus keluar dari zona nyaman menjelajahi tempat-tempat baru. Dari hal itu Monica menyarankan seseorang belajar dari sikap dan sifat kucing untuk membantu kehidupan karir dan percintaan.
 
Selain fakta diatas, ada beberapa fakta unik lainnya tentang kucing. dan yang sangat perlu diingat bahwa Rasulullah Saw. adalah penyayang kucing. berikut fakta lainnya tentang kucing. semoga bermanfaat.
 
1. Dapat Merasakan Gempa Bumi
Bagian bawah kaki kucing memiliki saraf sensitif yang membuatnya jadi berperilaku aneh sebelum gempa bumi terjadi. Meskipun belum didukung dengan teori yang kuat, beberapa peneliti percaya bahwa bantalan kaki kucing dapat merasakan getaran gempa bumi.

2. Menelan dan Mencerna Makanan Tanpa Mengunyah
Peneliti Elaine Wexler-Mitchell, DVM, mengungkapkan bahwa kucing tanpa gigi bisa makan dengan sangat baik.

3. Manipulatif
Proses adaptasi kucing dengan manusia yang tergolong cepat membuat kucing mampu mengontrol suaranya agar dapat perhatian. Vokal kucing akan memelas ketika hendak meminta makanan dan sinyal vokal masing-masing kucing berbeda ketika mengalihkan perhatian manusia.

4.Bisa Bermimpi
Jika kucing berada dalam kondisi yang cukup tenang untuk tidur, maka sistem gelombang otaknya sama dengan pola manusia yang bermimpi ketika tidur.

5. Suka Pujian dan Elusan
Kucing akan dapat menuruti keinginan manusia atau majikannya jika diberikan pujian serta elusan karena binatang ini tidak dapat mengerti hukuman yang diberikan oleh manusia.

6. Salam Hidung
Bagi kucing yang telah memiliki interaksi yang cukup kuat dengan sesama temannya, biasanya akan melakukan salam sapa dengan saling menyentuhkan hidung masing-masing. Kebiasaan ini membantu konfirmasi pengakuan keberadaan mereka secara visual dan mengenal lebih dalam karakter kucing lain, layaknya manusia yang berinteraksi dengan sesamanya.

7.Misteri Dengkuran Kucing
Kucing memiliki kebiasaan mendengkur terus menerus pada saat menghirup dan menghembuskan nafas dan para ilmuwan sampai saat ini belum dapat mengetahui secara pasti penyebab kucing mendengkur. Beberapa ilmuwan percaya bahwa itu berasal dari sistem kardiovaskular bukan tenggorokannya. Nada dengkuran kucing muda biasanya lebih datar sementara yang tua memiliki nada dengkuran yang lebih bervariasi. Coba perhatikan dengkuran kucing Anda.

8. Tidak Bisa Makan Cokelat
Sama seperti anjing, kucing akan jatuh sakit bahkan meregang nyawa ketika makan coklat. Perhatikan konsumsi makanan kucing Anda.

9. Membuat Kontak Mata dengan Kucing Lain
Guna menjalin hubungan dengan kucing lainnya, seekor kucing akan mengedipkan dan menyipitkan matanya guna menarik perhatian.

10. Sepotong Daging Mentah Memperkuat Gusi dan Gigi Kucing
Memberikan sepotong daging mentah setiap harinya ke kucing akan membantu memperkuat dan menjaga gusi dan gigi kucing. Daging mentah yang tepat untuk dikonsumsi kucing dapat berasal dari unggas, kelinci atau daging sapi yang telah dipisahkan tulangnya.

11.  Mampu Beradaptasi dengan Cuaca Panas
Hal ini tidak terlepas dari sejarah nenek moyang kucing yang pada awalnya hidup sebagai binatang gurun.

12. Denyut Nadi yang Cepat
Denyut nadi kucing pada umumnya berkisar antara 160-2240 per menit. Semakin muda kucingnya, semakin cepat detak jantungnya. Akan tetapi, hal ini juga tergantung pada usia masing-masing kucing.  

Akhirnya kami ucapkan selamat bagi pencinta kucing.

Wallahu A'lam
Read more ...

Cara Mengatasi Perbedaan Pendapat atau Persepsi Dalam Islam

CARA MENGATASI PERBEDAAN PENDAPAT DALAM ISLAM
Perbedaan adalah fitrah manusia yang telah ditetapkan oleh sang pencipta, begitu juga perbedaan pendapat. Orang bijak tentu menerima perbedaan sudut pandang, dan sebaliknya orang yang kurang bijak tidak mudah menerima perbedaan. Ada benarnya tidak saling menyalahkan, tidak ada salahnya saling membenarkan itulah prinsip yang harus dipegang oleh manusia dalam menyikapi perbedaan pendapat.
Ada berbagai macam aliansi, partai, dan pergerakan organisasi di Indonesia itu adalah merupakan ketetapan yang sudah Allah sebut melalui kitabNya.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al Hujurat – 13)
Sebagai hamba yang beriman, kita diperintahkan untuk bisa menerima bahwa adanya berbagai macam perbedaan pendapat dan paham itu sudah merupakan ketetapan Allah. Dan sudah seharusnya juga kita menyikapi hal ini secara wajar. Dalam arti tetap menjalin interaksi dan toleransi terhadap berbagai macam golongan dengan tetap mepertahankan nilai-nilai Islam.
Dalam tradisi ulama Islam, perbedaan pendapat bukanlah hal yang baru. Tidak terhitung jumlahnya kitab-kitab yang ditulis ulama Islam yang disusun khusus untuk merangkum, mengkaji, membandingkan, kemudian mendiskusikan berbagai pandangan yang berbeda-beda dengan argumentasinya masing-masing.
Untuk bidang hukum Islam, misalnya. Kita bisa melihat kitab Al Mughni karya Imam Ibnu Qudamah. Pada terbitannya yang terakhir, kitab ini dicetak 15 jilid. Kitab ini dapat dianggap sebagai ensiklopedi berbagai pandangan dalam bidang hukum Islam dalam berbagai mazhabnya. Karena Ibnu Qudamah tidak membatasi diri pada empat mazhab yang populer saja. Tapi ia juga merekam pendapat-pendapat ulama lain yang hidup sejak masa sahabat, tabi’in dan tabi’ tabi’in.
Contoh ini berlaku pada semua disiplin ilmu Islam yang ada. Tidak terbatas pada ilmu hukum saja, seperti yang umumnya kita kenal, tapi juga pada tafsir, ulumul qur’an, syarah hadits, ulumul hadits, tauhid, usul fiqh, qawa’id fiqhiyah, maqashidus syariah, dan lain-lain.
Penguasaan terhadap perbedaan pendapat ini bahkan menjadi syarat seseorang dapat disebut sebagai mujtahid atau ahli dalam ilmu agama. Orang yang tidak memiliki wawasan tentang pandangan-pandangan ulama yang beragam beserta dalilnya masing-masing, dengan begitu, belum dapat disebut ulama yang mumpuni di bidangnya.
Para sahabat pernah berbeda pendapat tentang menyikapi perintah Rasulullah agar shalat di tempat Bani Quraidhah. Ibnu Abbas berbeda pendapat dengan Aisyah tentang Rasulullah ketika Isra’ – Mi’raj, apakah Nabi melihat Allah dengan mata kepala atau mata hati atau melihat cahaya. Ibnu Mas’ud berbeda pendapat dengan Utsman bin Affan tentang shalat di Mina pada musim haji, di-qashar atau disempurnakan. Ibnu Mas’ud juga berbeda pendapat dengan Ibnu Abbas tentang penafsiran salah satu tanda besar kiamat, yaitu Ad-Dukhan (asap atau kabut).
Dan masih banyak lagi yang lainnya. Semua perbedaan itu tidak menyebabkan mereka berpecah belah atau saling menghujat dan menjatuhkan, mereka tetap bersaudara, rukun dan saling menghormati.
Bahkan, malaikat juga berbeda pendapat. Yaitu ketika ada seseorang yang telah membunuh seratus orang (beberapa riwayat menyebut 99 orang), kemudian ia bertaubat dan pergi berhijrah lalu meninggal dunia dalam perjalanan. Terjadi perbedaan pendapat antara malaikat rahmat dengan malaikat adzab dalam menyikapinya. Malaikat rahmat (yang kita kenal dengan nama Ridwan) berpendapat bahwa orang ini adalah ahli surga karena telah bertaubat, sedang malaikat adzab (yang kita kenal dengan nama Malik) berpendapat bahwa orang ini adalah ahli neraka karena telah membunuh seratus orang dan belum berbuat kebaikan. Akhirnya Allah mengirimkan malaikat ketiga yang memutuskan perkara bahwa orang tersebut adalah ahli surga. Kisah ini terdapat dalam riwayat-riwayat sahih, seperti diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Adapun berbagai macam fenomena yang sering timbul di tengah hingar bingar perbedaan pendapat antar golongan ini biasanya mengakibatkan seseorang terlalu berlebihan dan terlalu kaku (tidak fleksibel) dalam berpikir, bergerak, dan belajar. Yang jatuhnya justru akan melemahkan fungsi dakwah itu sendiri.
Fanatik. Atau yang juga kita kenal dengan istilah Ashobiyah. Terlalu berlebihan dalam memuja golongannya, hanya menerima pendapat dan masukan dari orang-orang kalangan internal mereka saja, dan tidak berkenan menerima masukan dari pihak luar yang bukan golongan mereka. Alih-alih mengamalkan saran, bahkan untuk sekedar menerima dengan rasa ikhlas saja juga terkadang sulit. Karena sudah tertanam dalam kepala mereka bahwa golongannya adalah yang paling benar.
Ruang Gerak Terbatas. Secara otomatis lingkup interaksi dengan masyarakat sosial juga berubah. Karena sudah kadung fanatik dengan pemahamannya, yang ternyata juga tidak sedikit dari pemahaman itu merupakan tafsir yang kaku, maka tak bisa dipungkiri bahwa mereka juga akan membatasi diri mereka sendiri dalam berdakwah (menyampaikan), karena melihat kondisi masyarakat Indonesia saat ini memang sangat banyak manusia yang secara moral dan perilaku sudah jauh dari nilai Islam.
Ideologi Ekstrim. Faktanya, saat ini ada beberapa kelompok yang dengan bangga menunjukkan sebuah ideologi dalam kemasan baru yang sangat sulit diterima oleh kondisi sosial, dan anehnya ideologi itu dijadikan sebagai salah satu pondasi dasar bagi golongan itu untuk mendukung dan menjadikan motivasi bagi pergerakan mereka. Yang jadi pertanyaan adalah, bagaimanaa mungkin bisa memasuki dunia seorang jika sedari awal tidak mencoba untuk melakukan pendekatan melalui dunia mereka? Ya, sama halnya juga ketika kita mencoba untuk menyampaikan (dakwah) terhadap suatu objek dakwah, bagaimana mungkin dakwah bisa diterima jika cara menyampaikannya kurang tepat (kurang diterima oleh objek dakwah), atau bahkan keliru?
Pemahaman Yang Kaku. “Kalau teks Al Quran mengatakan A, maka jangan dibilang bahwa boleh melakukan B, C, dst. Karena hal itu sudah berarti menyalahi Al Quran. Begitu juga dengan hadits.”. Mungkin kutipan barusan juga sering menjadi sebuah seruan yang dilontarkan oleh golongan tertentu. Iya, benar, bisa diartikan demikian. Tapi jangan melupakan tentang keberadaan Tafsir dan pemikiran serta pendapat para Ulama, atau yang biasa kita sebut sebagai Ijtihad. Karena dari sanalah muncul pendapat versi A, versi B, dst. Seperti yang diawal sudah dibahas. 

Faktor Yang Melatar Belakangi Timbulnya Efek Negatif

Rendahnya Pemahaman Agama

Hal ini, misalnya, dapat lahir dari penguasaan bahasa Arab yang minim. Akibat langsungnya akses terhadap Al Qur’an, Hadits serta literatur-literatur induk ajaran Islam otomatis jadi terbatas pula. Memahami arti secara tekstual saja tidaklah cukup untuk memunculkan ijtihad di kalangan umum. Yang mengerti bahasa Arab saja terkadang masih kaku, terlebih yang tak menguasainya.
Sayangnya, rendahnya pemahaman agama ini tidak mampu mendorong semangat tinggi sebagian orang untuk berusaha belajar. Padahal ijtihad memerlukan ulama dengan kualifikasi dan tingkat kompetensi serta kapasitas keilmuan yang tinggi. Karena jika tidak memiliki itu semua, akhirnya yang diandalkan adalah sekadar lontaran-lontaran pemikiran namun tanpa landasan metodologi yang jelas.
Rendahnya kualitas pemahaman agama bisa juga akibat dari rendahnya mutu pendidikan agama secara umum. Salah satu pemicunya, input sekolah-sekolah agama yang biasanya “sisa” calon siswa yang tidak mampu bersaing memperebutkan kursi sekolah favorit. Bukan rahasia lagi bila ada sekolah-sekolah yang dijadikan sebagai pelarian bagi mereka yang tidak lulus di sekolah-sekolah unggulan.
Memperturutkan Hawa Nafsu

Baik itu karena mengejar popularitas, materi, atau kepentingan-kepentingan sesaat lainnya. Al Quran menggambarkan sikap manusia pemuja nafsu sebagai berikut;
Maka pernahkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan mereka, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya (Allah mengetahui bahwa ia tidak dapat menerima petunjuk yang diberikan kepadanya), dan Allah telah menutup pendengaran dan hatinya, dan meletakkan tutup atas penglihatannya. Maka siapakah yang memberinya petunjuk sesudah Allah? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (Al-Jathiyah – 23)
Fenomena memperturutkan hawa nafsu ini misalnya dapat dilihat dari penjabaran secara serampangan terhadap Hadits dan Al Quran. Yang selanjutnya menjadikan itu semua sebagai alat pembenaran akan pendapat serta pemahaman mereka.
Konflik dan Permusuhan

Kebencian atau sikap tidak senang kepada pihak lain kerap melahirkan subjektivitas yang berlebihan. Pada gilirannya, sikap ini akan berujung pada sikap ujub dan akhirnya penolakan terhadap kebenaran.
Allah berfirman,
Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS. Ali Imran: 19)

Sikap Toleran Terhadap Perbedaan Pendapat

Banyak sekali ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi yang melarang perpecahan (iftiraq) dan perselisihan (ikhtilaf), namun apabila kita mencermati, akan tampak oleh kita bahwa yang dimaksud adalah berbeda pendapat dalam masalah-masalah prinsip atau Ushul yang berdampak kepada perpecahan. Adapun berbeda pendapat dalam masalah-masalah cabang agama atau Furu’, maka hal ini tidaklah tercela dan tidak boleh sampai berdampak atau berujung pada perpecahan, karena para sahabat juga berbeda pendapat akan tetapi mereka tetap bersaudara dan saling menghormati satu dengan yang lain tanpa saling menghujat atau melecehkan dan menjatuhkan.
Yang menarik, dalam mengemukakan berbagai pendapatnya, ulama-ulama Islam, terutama yang diakui secara luas keilmuannya, mampu menunjukkan kedewasaan sikap, toleransi, dan objektivitas yang tinggi. Mereka tetap mendudukkan pendapat mereka di bawah Al Quran dan Hadits, tidak memaksakan pendapat, dan selalu siap menerima kebenaran dari siapa pun datangnya. Dapat dikatakan, mereka telah menganut prinsip relativitas pengetahuan manusia. Sebab, kebenaran mutlak hanya milik Allah. Mereka tidak pernah memposisikan pendapat mereka sebagai yang paling absah sehingga wajib untuk diikuti, dan menolak pendapat lain sehingga menganggapnya sebagai sesuatu yang bertentangan dengan agama.
Pendapatku benar, tapi memiliki kemungkinan untuk salah. Sedangkan pendapat orang lain salah, tapi memiliki kemungkinan untuk benar.” Demikian ungkapan yang sangat populer dari Imam Syafi’i.
Dalam kerangka yang sama, Imam Ahmad bin Hambal pernah berfatwa agar imam hendaknya membaca basmalah dengan suara dikeraskan bila memimpin shalat di Madinah. Fatwa ini bertentangan dengan mazhab Ahmad bin Hambal sendiri yang menyatakan bahwa yang dianjurkan bagi orang yang shalat adalah mengecilkan bacaan basmalahnya. Tapi fatwa tersebut dikeluarkan Ahmad demi menghormati paham ulama-ulama di Madinah waktu itu, yang memandang sebaliknya. Sebab, menurut ulama-ulama Madinah itu, orang yang shalat, lebih utama bila ia mengeraskan bacaan basmalahnya. Di sini kita bisa mengetahui betapa Imam Ahmad lebih mengutamakan sebuah esensi dari nilai Ukhuwah.
Ada ungkapan yang cukup indah dari Muhammad Rasyid Ridha, “Marilah kita tolong menolong pada perkara yang kita sepakati, dan mari kita saling menghargai pada perkara yang kita perselisihkan.
Jadi, kalau Malaikat dan para Nabi saja bisa berbeda pendapat, mengapa kita harus berpecah dan bermusuhan karena perbedaan?
Read more ...

Semut Inspirasi Kehidupan

Ternyata Manusia Harus Belajar Dari Semut

Kita jarang memikirkan tentang sesuatu yang sebenarnya perlu dipikirkan, akan tetapi kita sering memikirkan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan. Semut dikenal sebagai makhluk yang kecil dan sering berdampingan dengan manusia. Ada beberapa perilaku semut yang bisa kita contoh yaitu:

1. Semut tidak pernah berhenti sebelum sampai ke tujuan

Binatang selalu mencari makanan sendiri setiap hari. Beda dengan manusia, terkadang kita yang sudah dewasa pun masih tergantung dengan pemberian orangtua atau mertua. Semut selalu berjalan mencari makan walaupun jalannya terkadang terhambat oleh rintangan. Terkadang ada benda yang menghalangi jalannya, dia tidak akan mundur atau berhenti. Semut akan mencari alternatif lain. Bisa memutar, memanjat atau masuk ke dalam lubang. Kita bisa coba sendiri menghalangi jalan semut dengan tangan. Semut akan langsung mencari jalan lain.

Kita bisa mengambil hikmah dari semut yang pantang menyerah ini. Jangan pernah berhenti berusaha sebelum mencapai tujuan. Rintangan dan hambatan semuanya bisa dilewati asalkan kita mau terus berusaha mencari solusinya. Jangan pernah menyerah.

2. Semut selalu “bertegur sapa” ketika bertemu dengan semut lainnya.

Coba kita perhatikan semut yang sedang berjalan, ketika bertemu dengan semut lainnya dia akan saling berhadapan dan menempelkan kepalanya. Sepertinya mereka sedang memberi salam dan berjabat tangan. Mereka selalu menjaga silaturahmi dengan sesamanya. Beda dengan manusia. Sebagian besar kita hanya akan bertemu, bertegur sapa dan bersalaman jika ada keperluan saja. Kalo tidak ada kepentingan, tidak akan sengaja datang untuk bertamu. Bahkan terkadang jika ada sedikit masalah antara teman atau saudara, kita sudah tidak mau bertegur sapa.

Pelajaran berharga dari semut kecil yang selalu menjaga persaudaraan dan keakraban. Kita bisa menjadi seperti semut dengan senantiasa bertegur sapa dengan siapapun yang kita kenal bahkan orang lain yang tidak kita kenal sekalipun. Silaturahmi membawa rezeki. Bisa jadi perkenalan kita dengan seseorang di bis kota akan memberi inspirasi untuk membuka usaha. Saat ini bertegur sapa tidak harus bertemu muka. Kita bisa saling menyapa melalui media. Chatting, facebook, blog dan yang lainnya bisa dimanfaatkan untuk menambah silaturahmi.

3. Semut selalu punya rencana jangka panjang

Semut seringkali menyimpan sebagian makanannya di “gudang”. Mereka tidak serakah dengan memakan semua makanan yang didapatkan dalam sehari. Semut terbiasa menyimpan makanan untuk persediaan jika musim hujan/dingin tiba. Jika musim hujan/dingin datang tentu mereka akan kesulitan mencari makan. Mereka lebih banyak berdiam diri di “rumah”. Tentu mereka tidak akan kelaparan karena sudah menyiapkan bahan makanan cadangan.

Kita bisa meniru semut. Bukan berarti secara harfiah kita menimbun banyak stok bahan makanan. Kita harus mempersiapkan keperluan kita untuk masa depan. Bisa dengan punya tabungan, deposito atau investasi. Sekarang ini banyak sekali bentuk penyimpanan dana termasuk dalam bentuk asset seperti tanah, rumah, toko dan sebagainya. Tapi menyiapkan bekal di masa depan bukan hanya berbentuk materi lho…yang lain juga harus disiapkan seperti ilmu, mental, fisik dan lainnya.

Manusia sebagai mahluk pembelajar harus bisa belajar dari siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Termasuk belajar dari binatang yang kecil mungil seperti semut ini.
Read more ...

Belajar Dari Pohon

Dalam kehidupan terdapat banyak hal yang harus dipelajari terutama tentang penomena-penomena yang telah terjadi dalam kehidupan yang kita alami ini. Berbicara kehidupan tentu akan berfikir apa hakikat hidup itu? Untuk apa kita hidup? Hakikat hidup erat kaitannya dengan awal mula kehidupan dari tiada menjadi ada dan akan kemana kita berada. Dengan demikian sebagai hayawan natiq dalam ilmu mantiq kita sebagai makhluk yang berfikir tentu membutuhkan pedoman hidup, karna tidak mungkin segala sesuatu tanpa buku pedomannya. Pada artikel ini saya menghimbau kepada umat manusia khususnya umat islam mari bersama belajar kepada POHON. 

 Pohon
Dalam sebuah perjalanan seorang ayah dengan puteranya, sebatang pohon kayu nan tinggi ternyata menjadi hal yang menarik untuk mereka simak. Keduanya pun berhenti di bawah rindangnya pohon tersebut.



“Anakku,” ucap sang ayah tiba-tiba. Anak usia belasan tahun ini pun menatap lekat ayahnya. Dengan sapaan seperti itu, sang anak paham kalau ayahnya akan mengucapkan sesuatu yang serius.

“Adakah pelajaran yang bisa kau sampaikan dari sebuah pohon?” lanjut sang ayah sambil tangan kanannya meraih batang pohon di dekatnya.

“Menurutku, pohon bisa jadi tempat berteduh yang nyaman, penyimpan air yang bersih dari kotoran, dan penyeimbang kesejukan udara,” jawab sang anak sambil matanya menanti sebuah kepastian.

“Bagus,” jawab spontan sang ayah. “Tapi, ada hal lain yang menarik untuk kita simak dari sebuah pohon,” tambah sang ayah sambil tiba-tiba wajahnya mendongak ke ujung dahan yang paling atas.

“Perhatikan ujung pepohonan yang kamu lihat. Semuanya tegak lurus ke arah yang sama. Walaupun ia berada di tanah yang miring, pohon akan memaksa dirinya untuk tetap lurus menatap cahaya,” jelas sang ayah.

“Anakku,” ucap sang ayah sambil tiba-tiba tangan kanannya meraih punggung puteranya. “Jadikan dirimu seperti pohon, walau keadaan apa pun, tetap lurus mengikuti cahaya kebenaran,” ungkap sang ayah begitu berkesan.**

Keadaan tanah kehidupan yang kita pijak saat ini, kadang tidak berada pada hamparan luas nan datar. Selalu saja ada keadaan tidak seperti yang kita inginkan. Ada tebing nan curam, ada tanjakan yang melelahkan, ada turunan landai yang melenakan, dan ada lubang-lubang yang muncul di luar dugaan.

Pepohonan, seperti yang diucapkan sang ayah kepada puteranya, selalu memposisikan diri pada kekokohan untuk selalu tegak lurus mengikuti sumber cahaya kebenaran. Walaupun berada di tebing ancaman, tanjakan hambatan, turunan godaan, dan lubang jebakan.

“Jadikan dirimu seperti pohon, walau keadaan apa pun, tetap lurus mengikuti cahaya kebenaran.”

...

Sahabat, Jadikan dirimu seperti pohon, walau keadaan apa pun, tetap lurus mengikuti cahaya kebenaran,” Siapapun Anda, bagaimanapun Anda, dan Dimanapun anda... tatap dan ikutilah cahaya lurus kebenaran... karena bila tidak anda akan tersesat dalam kegelapan. Dan Bila terperangkap dalam gelap, jangan mengutuki kegelapan, tapi nyalakan lah cayaha walaupun dengan Lilin...

Terimakasi telah membaca, semoga cerita motivasi kali ini bisa memberikan manfaat dalam kehidupan anda.
Read more ...
Designed By